Dibalik Cerita Masjid Baiturrahman, Saksi Sejarah Aceh

Sejarah mencatat, Baiturrahman kembali
melewati satu babak dalam sejarah masyarakat Aceh. Mesjid ini merupakan
simbol Aceh. Perjalanan Mesjid ini juga merekam sejarah Aceh. Karena
itu tak lengkap rasanya bila berkunjung ke Aceh, tanpa menengok Mesjid
berkubah lima ini dan sedikit mengenal sejarahnya.
Mesjid ini
sudah berada di tengah kota Banda Aceh sejak zaman kesultanan. Ada dua
versi hikayat pendiriannya. Ada yang menyebut Sultan Alauddin Johan
Mahmud Syah membangun Mesjid ini pada abad ke 13. Dalam versi lain
menyatakan Baiturahman didirikan pada abad 17, pada masa kejayaan
pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Tak ada yang bisa memastikan mana
yang benar. Nama Baiturahman, menurut catatan sejarah, diberikan oleh
Sultan Iskandar Muda. Pada masa itu Mesjid ini menjadi salah satu pusat
pengembangan ajaran Islam wilayah kerajaan Aceh. Perubahan fisik mesjid
mengikuti alur sejarah bumi Serambi Mekah. Bangunan yang kelihatan
sekarang bukanlah lagi bangunan semasa zaman kesultanan. Pada masa
kesultanan, gaya arsitektur Baiturahman mirip Mesjid-Mesjid tua di
Pulau Jawa. Bangunan kayu dengan atap segi empat dan bertingkat yang
memiliki 1 kubah. Pada 1873, mesjid ini dibakar oleh Belanda
dikarenakan mesjid dijadikan pusat kekuatan tentara Aceh melawan
Belanda. Dan pada tahun itu pula terjadi pertempuran besar antara
rakyat Aceh dengan tentara Belanda. Tembak menembak yang membuat
gugurnya salah seorang perwira tinggi Belanda bernama Kohler.
Pertempuran di Mesjid ini dikenang lewat pembangunan prasasti Kohler
pada halaman Mesjid. Letak prasasti di bawah pohon Geulempang, yang
tumbuh di dekat salah satu gerbang Mesjid.
Peletakan batu pertama pembangunan
kembali Mesjid dilakukan tahun 1879 oleh Tengku Malikul Adil,
disaksikan oleh Gubernur Militer Hindia Belanda di Aceh saat itu, G. J.
van der Heijden. Pembangunan mesjid ini dirancang arsitek Belanda
keturunan Italia, De Brun. Bahan bangunan Mesjid sebagian didatangkan
dari Penang – Malaysia, batu marmer dari Negeri Belanda, batu pualam
untuk tangga dan lantai dari Cina, besi untuk jendela dari Belgia, kayu
dari Birma dan tiang-tiang mesjid dari Surabaya. Pembangunan kembali
Mesjid dengan satu kubah, selesai dua tahun kemudian. Pada masa residen
Y. Jongejans berkuasa di Aceh Mesjid ini kembali diperluas. Kemudian
setelah itu, masyarakat Aceh semakin besar, untuk mengupahi dan
meredakan kemarahan rakyat Aceh maka Mesjid diperluas lagi kiri
kanannya pada tiga tahun kemudian. Ditambahlah dua kubah lagi di
atasnya sehingga menjadi tiga kubah. Belanda kemudian meninggalkan
Aceh. Bumi Nangroe beralih pada Indonesia.
Pada 1957, masa pemerintahan presiden
Soekarno, Mesjid ini kembali berubah. Dua kubah baru dibuat di bagian
belakang. Dibangun pula dua menara dengan jumlah tiang mencapai 280
buah. Karena perluasan ini, sejumlah toko di pasar Aceh yang berada di
sekeliling mesjid tergusur. Peletakan batu pertama dilakukan oleh
menteri agama Republik Indonesia pada masa itu KH Ilyas, kemudian
dibangun kira-kira empat tahun. Bangunan berikutnya itu sudah sampai
pada menara yang berikut ini. Renovasi Mesjid yang dilakukan pemerintah
Soekarno terjadi pada masa gerakan Darul Islam pimpinan Daud Beureueh.
Sehingga banyak kalangan yang mengaitkan pembangunan itu sebagai usaha
pemerintah meredam pemberontakan itu. Lima kubah juga dianggap mewakili
Pancasila yang digagas Soekarno. Pada kurun 1992-1995, Mesjid kembali
dipugar dan diperluas hingga memiliki tujuh buah kubah dan lima menara.
Setelah dipugar, Mesjid itu mampu menampung 10.000 hingga 13.000
jemaah. Halaman Mesjid juga diperluas hingga menjadi 3,3 hektar.
Semua pemugaran ini dilakukan dengan
mempertahankan arsitektur dan bentuk ornamen lama pada masa Belanda.
Salah satu tiang peninggalan Belanda, ketika Mesjid masih berkubah
satu, masih dipertahankan. Arsitektur Mesjid ini bercorak eklektik,
yaitu gabungan berbagai unsur dan model terbaik dari berbagai
negeri.Ini misalnya tampak pada tiga pintu bukaan serta jendela yang
bisa berfungsi sebagai pintu masuk. Jendela ini dibentuk oleh empat
tiang langsing silindris model arsitektur Moorish, yang banyak terdapat
di Mesjid-Mesjid Afrika Utara dan Spanyol. Sementara bagian tengah
ruang shalat berbentuk bujur sangkar, diatapi kubah utama yang bercorak
bawang. Pucuknya dihiasi kubah, mirip Mesjid-Mesjid kuno di India. Pada
jendela yang sekaligus menjadi pintu terdapat ukiran yang tampak kokoh
dan indah. Untuk menambah kemegahan dan keindahan, Mesjid ini
ditempatkan di tengah lapangan terbuka, sehingga semua bagian Mesjid
jelas terlihat juga dari kejauhan.
Mesjid Baiturrahman menjadi saksi
darurat militer di Aceh, ketika muncul Gerakan Aceh Merdeka.
Baiturrahman ini menjadi tempat memanjatkan doa dan harapan rakyat Aceh
atas tanggungan beban konflik yang dideritanya. Baiturrahman ini juga
menjadi sarana singgah pejabat pusat mengunjugi Aceh yang ketika itu
tak aman. Baiturrahman yang konon merupakan salah satu Mesjid terindah
Asia Tenggara ini juga menjadi saksi bisu bencana tsunami. Bencana
memilukan itu juga merusak sejumlah bagian Mesjid. Rakyat menyelamatkan
diri kedalam mesjid sembari meneriakkan Asma Allah.
Pada halaman Mesjid inilah berdirinya posko bencana pertama pasca tsunami Desember 2004 tersebut. Mesjid ini tangguh bertahan dari gempa dan terjangan air laut yang naik ke daratan. Hanya sedikit bangunan yang retak akibat gempa.
Pada halaman Mesjid inilah berdirinya posko bencana pertama pasca tsunami Desember 2004 tersebut. Mesjid ini tangguh bertahan dari gempa dan terjangan air laut yang naik ke daratan. Hanya sedikit bangunan yang retak akibat gempa.
Pasca tsunami perdamaian datang. Mesjid
ini kembali menjadi bagian sejarah itu. Di Mesjid inilah warga
menggelar doa khusus ketika delegasi Indonesia bertemu dengan wakil
Gerakan Aceh Merdeka di Helsinki, Finlandia. Mesjid Baiturrahman
menyaksikan perubahan Aceh pasca tsunami dan perjanjian damai. Ketika
syariah Islam berlaku di Serambi Mekah, kawasan Mesjid Baiturahman
dinyatakan sebagai area terbatas. Hanya pengunjung yang menutup aurat
sesuai hukum syariah boleh masuk halaman Mesjid.
2 komentar:
good
good
Posting Komentar